IL, bocah 7 tahun ini memang terbilang bijak. Usai dipukuli ayah kandung dan ibu tirinya, bocah ini mendatangi kantor Polsek Semampir, Surabaya, Jawa Timur (Jatim), Jumat (11/12/2015) kemarin.
Ya, kedatangan sang bocah tak lain ingin melaporkan perbuatan kasar orang tuanya itu.
Dengan melalui keramaian jalanan, Rozi pun memulai derap langkahnya. Sesampainya di depan kantor polisi IL langsung bertanya kepada seorang pria.
“Pak apa benar ini kantor polisi?” ujar pria yang diketahui bernama Rozi menirukan ucapan IL.
Rozi pun membenarkan pertanyaannya. Selanjutnya pria itu menanyakan kehadiran IL, dengan polosnya si anak mengaku datang ke kantor polsisi untuk mengadukan ayak kandung dan ibu tirinya yang telah memukulinya hingga mengalami luka lebam di sejumlah tubuh.
“IL menunjukkan bekas luka lebam di betisnya. Dia kemudian saya ajak ke dalam untuk membuat laporan,” kata Rozi.
IL mengaku tinggal bersama bapak kandungnya, Agus Arifin, dan ibu tirinya, Masrifa, di Jalan Wonokusumo VI.
Kejadian pemukulan itu diaku IL dilakukan bapaknya pada Senin (7/12/2015) malam. Penyebabnya adalah IL ditemukan bapaknya berada di rumah ibu kandungnya, Masriyah, di kawasan Bulak Banteng pada malam harinya.
Saat ditemukan, Agus langsung memukul wajah, menjewer telinganya, dan memaksanya pulang. Setiba di rumah, bocah yang masih TK itu sempat dipukul dan disuruh berdiri dengan satu kaki cukup lama.
Kekejaman itu tak berakhir hari itu juga. Namun pada Rabu (9/12/2015), dirinya kembali mendapatkan pukulan dengan bambu dari Agus dan Masrifah.
Kedua paha IL hingga ke bawah dipukul menggunakan bambu tanpa ampun. Lebam bekas pukulan bambu itu sangat jelas terlihat saat IL berada di Polsek Semampir. Pada tangannya juga terlihat bekas pukulan. Itu diaku IL karena ia berusaha menangkis pukulan bambu menggunakan tangan.
IL sebenarnya ingin pulang ke rumah ibu kandungnya, tetapi ia takut akan dipukuli bapaknya lagi. Akhirnya ia mendatangi Polsek Semampir yang jaraknya sekitar 2 km dari rumahnya. Ia keluar rumah saat bapaknya pergi bekerja.
Kanit Reskrim Polsek Semampir AKP Junaedi mengatakan bahwa dirinya sudah mendengarkan keterangan dari orang tua IL. Junaedi membenarkan adanya pemukulan tersebut.
“Bapaknya memang mengaku telah memukul anaknya menggunakan bambu, tetapi ibu tirinya menyangkal. Bambu yang digunakan untuk memukul sudah kami sita,” ujar Junaedi.
Dari pengakuan Agus kepada Junaedi, alasan utama Agus memukul IL adalah karena IL sudah terlalu nakal. IL dikenal sebagai anak yang hiperaktif. Setiap harinya, IL selalu ‘menghilang’ dari rumah, dan biasanya ditemukan entah itu di rumah ibu kandungnya di Jalan Wonokusumo VI ataupun di rumah neneknya yang ada di Jalan Kalianak yang jaraknya lebih jauh lagi.
“Kasus ini masih kami dalami. Untuk selanjutnya apakah anak ini ikut orang tuanya atau siapa, kami masih belum tentukan,” ungkap Junaedi. (msc)
Ya, kedatangan sang bocah tak lain ingin melaporkan perbuatan kasar orang tuanya itu.
Dengan melalui keramaian jalanan, Rozi pun memulai derap langkahnya. Sesampainya di depan kantor polisi IL langsung bertanya kepada seorang pria.
“Pak apa benar ini kantor polisi?” ujar pria yang diketahui bernama Rozi menirukan ucapan IL.
Rozi pun membenarkan pertanyaannya. Selanjutnya pria itu menanyakan kehadiran IL, dengan polosnya si anak mengaku datang ke kantor polsisi untuk mengadukan ayak kandung dan ibu tirinya yang telah memukulinya hingga mengalami luka lebam di sejumlah tubuh.
“IL menunjukkan bekas luka lebam di betisnya. Dia kemudian saya ajak ke dalam untuk membuat laporan,” kata Rozi.
IL mengaku tinggal bersama bapak kandungnya, Agus Arifin, dan ibu tirinya, Masrifa, di Jalan Wonokusumo VI.
Kejadian pemukulan itu diaku IL dilakukan bapaknya pada Senin (7/12/2015) malam. Penyebabnya adalah IL ditemukan bapaknya berada di rumah ibu kandungnya, Masriyah, di kawasan Bulak Banteng pada malam harinya.
Saat ditemukan, Agus langsung memukul wajah, menjewer telinganya, dan memaksanya pulang. Setiba di rumah, bocah yang masih TK itu sempat dipukul dan disuruh berdiri dengan satu kaki cukup lama.
Kekejaman itu tak berakhir hari itu juga. Namun pada Rabu (9/12/2015), dirinya kembali mendapatkan pukulan dengan bambu dari Agus dan Masrifah.
Kedua paha IL hingga ke bawah dipukul menggunakan bambu tanpa ampun. Lebam bekas pukulan bambu itu sangat jelas terlihat saat IL berada di Polsek Semampir. Pada tangannya juga terlihat bekas pukulan. Itu diaku IL karena ia berusaha menangkis pukulan bambu menggunakan tangan.
IL sebenarnya ingin pulang ke rumah ibu kandungnya, tetapi ia takut akan dipukuli bapaknya lagi. Akhirnya ia mendatangi Polsek Semampir yang jaraknya sekitar 2 km dari rumahnya. Ia keluar rumah saat bapaknya pergi bekerja.
Kanit Reskrim Polsek Semampir AKP Junaedi mengatakan bahwa dirinya sudah mendengarkan keterangan dari orang tua IL. Junaedi membenarkan adanya pemukulan tersebut.
“Bapaknya memang mengaku telah memukul anaknya menggunakan bambu, tetapi ibu tirinya menyangkal. Bambu yang digunakan untuk memukul sudah kami sita,” ujar Junaedi.
Dari pengakuan Agus kepada Junaedi, alasan utama Agus memukul IL adalah karena IL sudah terlalu nakal. IL dikenal sebagai anak yang hiperaktif. Setiap harinya, IL selalu ‘menghilang’ dari rumah, dan biasanya ditemukan entah itu di rumah ibu kandungnya di Jalan Wonokusumo VI ataupun di rumah neneknya yang ada di Jalan Kalianak yang jaraknya lebih jauh lagi.
“Kasus ini masih kami dalami. Untuk selanjutnya apakah anak ini ikut orang tuanya atau siapa, kami masih belum tentukan,” ungkap Junaedi. (msc)
0 Response to "Kasihan, Bocah Ini Datang Sendiri ke Kantor Polisi Usai Dipukuli Bapak dan Mama Tirinya"
Post a Comment