Sejumlah pelajar mahasiswi di sejumlah sekolah, akademi, dan universitas di Penang, Malaysia, jual diri demi mendapatkan uang yang banyak dan barang-barang mewah.
Sejumlah mahasiswi itu di antaranya berasal dari China, Jepang, dan Korea Selatan.
Dikutip China Press, Jumat (27/8/2010), mereka melakukan itu setelah jam kuliah dan akhir pekan. Ironisnya, kegiatan ini dikendalikan oleh sebuah sindikat.
Asosiasi Kesehatan Keluarga Penang mengatakan, para mahasiswi ini mendapatkan ribuan ringgit atau jutaan rupiah dalam sebulan meski hanya beroperasi di akhir pekan.
Asosiasi Kesehatan Keluarga Penang Low Bee Cheng mengatakan pembeli seks ini memilih mahasiswi asing dan rela membayar berapapun.
Konon, sang mucikari akan mengirim taksi menjemput sang mahasiswi dan dibawa ke tempat tertentu dan biasanya kondominium mewah atau hotel kelas atas.
Satu mucikari menangani tidak lebih dari 10 mahasiswi untuk memastikan si gadis-gadis ini tetap dalam kondisi sehat.
Kasus lain, seorang anak SMP berusia 15 tahun rela terbang ke Kuala Lumpur untuk menjalankan bisnisnya di pagi hari dan pulang malam hari.
“Orang tuanya tidak miskin karena ia menunjukkan rekening bank-nya dan bagaimana ia berhasil mendapatkan 3.000 ringgit Malaysia (Rp 85 juta) hanya dalam waktu dua minggu,” katanya.
“Orang tuanya berpikir ia pergi sekolah. Namun, baru ketahuan setelah pihak sekolah mengabarkan jika anaknya bolos selama dua minggu,” jelasnya, lagi.
Penggerebekan di Depok
Wajah Citra (17) tampak terkejut ketika kamar tempatnya berasyik masyuk dengan lelaki hidung belang tiba-tiba digedor dan dibuka paksa petugas Polresta Depok, Senin (25/5/2015) sekira pukul 23.
Citra yang dalam kondisi setengah bugil, langsung mengenakan pakaian. Ia baru saja melayani lelaki hidung belang malam itu.
Bersama tiga perempuan lainnya, Citra –nama samaran– digelandang ke Mapolresta Depok menggunakan mobil Avanza Silver.
Sejumlah mahasiswi itu di antaranya berasal dari China, Jepang, dan Korea Selatan.
Dikutip China Press, Jumat (27/8/2010), mereka melakukan itu setelah jam kuliah dan akhir pekan. Ironisnya, kegiatan ini dikendalikan oleh sebuah sindikat.
Asosiasi Kesehatan Keluarga Penang mengatakan, para mahasiswi ini mendapatkan ribuan ringgit atau jutaan rupiah dalam sebulan meski hanya beroperasi di akhir pekan.
Asosiasi Kesehatan Keluarga Penang Low Bee Cheng mengatakan pembeli seks ini memilih mahasiswi asing dan rela membayar berapapun.
Konon, sang mucikari akan mengirim taksi menjemput sang mahasiswi dan dibawa ke tempat tertentu dan biasanya kondominium mewah atau hotel kelas atas.
Satu mucikari menangani tidak lebih dari 10 mahasiswi untuk memastikan si gadis-gadis ini tetap dalam kondisi sehat.
Kasus lain, seorang anak SMP berusia 15 tahun rela terbang ke Kuala Lumpur untuk menjalankan bisnisnya di pagi hari dan pulang malam hari.
“Orang tuanya tidak miskin karena ia menunjukkan rekening bank-nya dan bagaimana ia berhasil mendapatkan 3.000 ringgit Malaysia (Rp 85 juta) hanya dalam waktu dua minggu,” katanya.
“Orang tuanya berpikir ia pergi sekolah. Namun, baru ketahuan setelah pihak sekolah mengabarkan jika anaknya bolos selama dua minggu,” jelasnya, lagi.
Penggerebekan di Depok
Wajah Citra (17) tampak terkejut ketika kamar tempatnya berasyik masyuk dengan lelaki hidung belang tiba-tiba digedor dan dibuka paksa petugas Polresta Depok, Senin (25/5/2015) sekira pukul 23.
Citra yang dalam kondisi setengah bugil, langsung mengenakan pakaian. Ia baru saja melayani lelaki hidung belang malam itu.
Bersama tiga perempuan lainnya, Citra –nama samaran– digelandang ke Mapolresta Depok menggunakan mobil Avanza Silver.
0 Response to "Pelajar dan Mahasiswi di Malaysia Rela Jual Diri Demi Barang Mewah"
Post a Comment