Ratusan pekerja pabrik daging kemasan, Cargill Meat Solutions, di Kota Fort Morgan, Negara Bagian Colorado, dipecat. Mereka semua adalah pekerja muslim berstatus warga asing asal Somalia.
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Sabtu (1/2), total karyawan yang dipecat oleh manajemen Cargill sebanyak 190 orang. Mereka terlibat dalam unjuk rasa 10 hari lalu, yang disusul aksi mogok.
Tuntutan para pekerja muslim itu dipicu perubahan kebijakan perusahaan. Dulunya Cargill mengizinkan karyawan beragama Islam untuk salat di sela-sela pekerjaan, bahkan mereka dibangunkan musala. Belakangan, Cargil mengubah aturan karena jam kerja dan target produksi digenjot.
"Sejak November lalu, manajemen menyampaikan pada karyawan muslim agar salat di rumah saja," kata Juru Bicara Dewan Hubungan Masyarakat Muslim Amerika (CAIR), Jaylani Hussein, yang mengadvokasi 190 pekerja itu.
Karyawan pun menuntut waktu jeda salat selama minimal lima menit. Namun manajemen menolak mengizinkannya. Pekerjaan mengemas dan mendistribusikan daging itu seringkali berlangsung begitu padat, tanpa ada kesempatan para karyawan muslim melaksanakan salat lima waktu yang hukumnya wajib.
Cargill sudah menentukan sikap. Mereka yang mogok atau berinsiatif menggalang pemogokan dipecat tanpa pesangon per 29 Desember 2015 lalu. Padahal nyaris separuh yang berunjuk rasa adalah karyawan senior, bahkan ada yang sudah 10 tahun bekerja di pabrik tersebut.
CAIR kecewa karena keputusan manajemen diambil ketika pihaknya sedang mengupayakan mediasi lebih lanjut agar semua pihak memperoleh jalan tengah. "Padahal bagi muslim meninggalkan salat demi pekerjaan adalah dosa besar, kita kehilangan berkah Tuhan," kata Hussein.
Dihubungi terpisah, Juru Bicara Cargill Mike Martin mengatakan tidak ada larangan salat bagi pekerja muslim. Masalahnya, salat hanya bisa dilakukan tak lebih dari dua orang untuk satu waktu supaya target produksi bisa terkejar. Sedangkan rombongan pekerja Somalia, jumlahnya lebih dari 200 orang, seringkali salat berjamaah.
"Waktu salat selama 10-15 menit dimasukkan dalam jam istirahat 30 menit sehari," urai Martin. ( Merdeka )
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Sabtu (1/2), total karyawan yang dipecat oleh manajemen Cargill sebanyak 190 orang. Mereka terlibat dalam unjuk rasa 10 hari lalu, yang disusul aksi mogok.
Tuntutan para pekerja muslim itu dipicu perubahan kebijakan perusahaan. Dulunya Cargill mengizinkan karyawan beragama Islam untuk salat di sela-sela pekerjaan, bahkan mereka dibangunkan musala. Belakangan, Cargil mengubah aturan karena jam kerja dan target produksi digenjot.
"Sejak November lalu, manajemen menyampaikan pada karyawan muslim agar salat di rumah saja," kata Juru Bicara Dewan Hubungan Masyarakat Muslim Amerika (CAIR), Jaylani Hussein, yang mengadvokasi 190 pekerja itu.
Karyawan pun menuntut waktu jeda salat selama minimal lima menit. Namun manajemen menolak mengizinkannya. Pekerjaan mengemas dan mendistribusikan daging itu seringkali berlangsung begitu padat, tanpa ada kesempatan para karyawan muslim melaksanakan salat lima waktu yang hukumnya wajib.
Cargill sudah menentukan sikap. Mereka yang mogok atau berinsiatif menggalang pemogokan dipecat tanpa pesangon per 29 Desember 2015 lalu. Padahal nyaris separuh yang berunjuk rasa adalah karyawan senior, bahkan ada yang sudah 10 tahun bekerja di pabrik tersebut.
CAIR kecewa karena keputusan manajemen diambil ketika pihaknya sedang mengupayakan mediasi lebih lanjut agar semua pihak memperoleh jalan tengah. "Padahal bagi muslim meninggalkan salat demi pekerjaan adalah dosa besar, kita kehilangan berkah Tuhan," kata Hussein.
Dihubungi terpisah, Juru Bicara Cargill Mike Martin mengatakan tidak ada larangan salat bagi pekerja muslim. Masalahnya, salat hanya bisa dilakukan tak lebih dari dua orang untuk satu waktu supaya target produksi bisa terkejar. Sedangkan rombongan pekerja Somalia, jumlahnya lebih dari 200 orang, seringkali salat berjamaah.
"Waktu salat selama 10-15 menit dimasukkan dalam jam istirahat 30 menit sehari," urai Martin. ( Merdeka )
0 Response to "Hanya Karena Minta Diizinkan Salat, 190 Pekerja Muslim di AS Dipecat"
Post a Comment