Saat Bercinta, 4 Hal Ini Terjadi pada Tubuh Anda
Naviri.Org - Pasangan suami istri menjadikan aktivitas bercinta atau hubungan seks tidak hanya untuk menghasilkan keturunan, namun juga untuk rekreasi, kesenangan, dan menambah keintiman. Bahkan, melakukan hubungan seks secara teratur merupakan faktor penting hubungan yang sehat. Kenyataannya, masing-masing pasangan memang menyukai aktivitas seks, dan bisa dibilang mereka ingin terus melakukannya.
Yang mungkin belum dipahami sepenuhnya oleh masing-masing pasangan, mungkin, adalah hal-hal yang terjadi di dalam tubuh mereka saat aktivitas seks berlangsung. Bagaimana pun urusan seks tidak hanya melibatkan fisik, namun juga pikiran. Jika seseorang sedang stres, merasa tertekan, atau khawatir, misalnya, tubuhnya pun tidak akan siap untuk hubungan seksual. Pada pria, hal itu biasa ditandai dengan sulitnya ereksi. Sedangkan bagi wanita, hal itu ditandai dengan vagina yang kesulitan mengeluarkan cairan pelumas.
Toni Belfield, direktur informasi Family Planning Association, menyatakan bahwa hubungan seks yang sehat meliputi fisik dan psikologis yang juga sehat. “Seks yang sehat adalah holistik, melibatkan pikiran dan tubuh.”
Kemudian, ketika hubungan seks berlangsung, tubuh kita mengalami empat fase yang berbeda, yaitu rangsangan, plato, orgasme, dan resolusi. Semua fase tersebut sangat menakjubkan, dan merupakan keajaiban biologis. Empat fase itu memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda. Berikut ini empat hal atau empat fase yang terjadi pada tubuh Anda dan pasangan, saat melakukan hubungan intim.
Fase rangsangan
Rangsangan adalah fase pertama yang terjadi pada tubuh, seiring berlangsungnya stimulasi yang terjadi. Fase ini mempersiapkan organ intim pria dan wanita untuk melakukan hubungan seks. Pada pria, penis mulai bereaksi namun belum ereksi secara penuh. Sementara pada wanita, ciri pertama yang menandai meningkatnya gairah seksual adalah keluarnya cairan pelumas dari vagina, selama sekitar 10-30 detik setelah terjadinya rangsangan. Jumlah cairan akan meningkat seiring meningkatnya gairah.
Selama tahap ini, payudara wanita juga menjadi lebih kencang. Hal itu disebabkan kontraksi serat otot kecil dalam menanggapi gairah seksual. Pembuluh darah kecil di payudara juga menjadi lebih terlihat, dan sering kali terjadi sedikit peningkatan ukuran payudara.
Fase plato
Fase plato adalah tahap ketika rangsangan seksual lebih intens, dan orgasme sudah dekat. Pada fase ini, organ intim wanita menyempit sekitar 30 persen, untuk mencengkeram penis. Sementara pada pria, ereksi terjadi ketika jaringan spons penis penuh oleh darah, testis sedikit tertarik ke arah tubuh, dan ukurannya membesar.
Pada fase ini pula, pada kulit wanita akan muncul bintik-bintik merah, terutama pada wanita yang berkulit terang. Bentuk bintik-bintik itu menyerupai campak, dan muncul di dada, menyebar ke leher, punggung, juga wajah. Sebenarnya, pria juga mengalami hal ini, namun lebih banyak terjadi pada wanita.
Bintik-bintik yang muncul itu merupakan hasil peningkatan aliran darah di bawah permukaan kulit. Biasanya, pada tahap ini, pernapasan dan jantung menjadi lebih cepat. Percepatan itu bukan karena aktivitas fisik, tetapi karena rangsangan dari sistem saraf otonom. Saraf ini pula yang terlibat dalam pengaturan denyut nadi dan tekanan darah.
Fase orgasme
Orgasme adalah fase ketika tubuh seperti meledak akibat kontraksi yang intensif, dan setelah itu diikuti relaksasi. Otot-otot di seluruh tubuh juga berkontraksi dalam menanggapi orgasme. Pada wanita, orgasme yang ringan dapat berisi tiga sampai lima kali kontraksi, sedangkan orgasme intens bisa berisi sepuluh sampai lima belas kali kontraksi.
Kebanyakan wanita tidak ejakulasi (mengeluarkan cairan) selama orgasme, meski beberapa ilmuwan menyatakan bahwa ada wanita yang mengeluarkan cairan mirip semen (cairan bening) dari uretranya.
Berbeda dengan wanita, orgasme pada pria terjadi dalam dua tahap. Pada tahap pertama, kontraksi otot akan memaksa semen masuk ke dalam uretra (saluran urin). Itu sebabnya, ada cairan bening (semen) yang keluar sebelum keluarnya sperma.
Kemudian, pada tahap kedua, kontraksi uretra dan penis bergabung dengan kontraksi dalam kelenjar prostat. Hasilnya, sperma keluar dari ujung organ intim. Hal itulah yang sering disebut klimaks.
Fase resolusi
Fase resolusi adalah saat tubuh kembali ke keadaan sebelum terangsang. Beberapa wanita mungkin mengalami multiorgasme sebelum masuk fase resolusi. Sedangkan pria, yang secara biologis tidak mungkin mengalami multiorgasme, akan segera memasuki masa pemulihan, yang ditandai organ intim menjadi semi-ereksi untuk kemudian melemas.
Selama fase resolusi, organ intim wanita akan kembali normal, dan darah akan dipompa menjauh dari vagina. Rahim bergerak kembali ke posisi normal, warna serta ukuran organ intim kembali seperti semula.
Pada pria, ereksi menghilang dalam dua tahap. Pada tahap pertama, kontraksi orgasmik akan memompa darah keluar dari penis, ditandai hilangnya sebagian kekakuan. Pada tahap kedua, aliran darah kembali normal, ukuran dan posisi testis kembali seperti awal.
Pada pria maupun wanita, tidak lama setelah orgasme dan seiring irama tubuh kembali normal, perubahan warna kulit juga menghilang atau kembali ke warna asli sehari-hari. Setelah itu, keringat keluar dari tubuh masing-masing.
Baca juga: Rahasia Pikiran Pria tentang Cinta dan Seks
0 Response to "Saat Bercinta, 4 Hal Ini Terjadi pada Tubuh Anda"
Post a Comment