Maaf Aku Memilih Buta dibanding Tuli


Tak melihat kurasa lebih baik daripada tak mendengar
Kala mata melihat tanpa mendengar, bukankah sudah jelas Matahari itu benar-benar terbit di timur
Sedangkan jika hanya mendengar Matahari terbit di timur tanpa melihat, belum tentu kan itu benar
Ya, beginilah pilihanku, aku memilih buta untukmu

Kala senja benar-benar hadir, disaat itu pula terasa semakin nyata
Aku buta, tapi sungguh aku tak mampu membohongi apa yang kurasa
Aku menyesal memilih buta, tapi setidaknya aku bangga
Karena aku sudah terlanjur buta akan sosokmu

Tenanglah, aku sudah benar-benar tak lagi terpandang ke satu arah, yaitu kau
Dan kini aku benar-benar percaya Tuhan, Matahari terbit di timur dan terbenam di barat
Tenanglah, aku benar-benar sudah menghadap ke barat
Meski aku sudah mengetahui kau tak lagi berada di timur

Kau tau, aku sudah benar-benar menjadi kuat sekarang
Aku menjadi kuat saat aku sudah benar-benar memutuskan untuk buta tentangmu
Kau benar, aku kuat meski aku belum berhasil sekuat dirimu
Kau benar, hidup itu harus terus bergerak meski aku tak lagi mampu melihatmu

Kau tau, saat aku buta aku mulai mengingat satu hal
Saat gelap, saat itu ternyata kita berpegang erat ke satu arah menuju kegelapan dengan bekal harapan
Hingga akhirnya saat cahaya mulai terlihat ternyata kita tak lagi saling berpegang
Sisa satu dalam genggamanku, harapan

Aku melihatmu melawan arah dari arahku
Kini kutau, kita memang salah sejak awal, tapi entah bagaimana
Aku bahagia menggenggammu dan harapan itu
Satu yang kutau, kutukan malam telah berakhir dan macam warna sudah menanti

Kuharap harapan dalam sakuku ini mampu menuntunku
Untuk sekedar mendengar lagi suaramu meski tak mampu lagi melihat sosokmu
Kuharap, ada warna lain setelah ini untuk kita yang baru...

Related Posts :

0 Response to "Maaf Aku Memilih Buta dibanding Tuli"

Post a Comment