BULUSPESANTREN (www.beritakebumen.info) - Seorang balita di Desa Bocor, Kecamatan Buluspesantren, Kebumen meninggal dunia akibat dianiaya oleh ibu tirinya. Kasus penganiayaan balita hingga tewas terbongkar dua hari setelah kematian korban.
Balita malang itu diketahui bernama Wakhidatul Akma (3), sedangkan ibu tiri yang menjadi tersangka penganiayaan itu bernama Ningsih (24). Hingga semalam, warga asli Desa Pekunden, Kecamatan Kutowinangun, Kebumen diamankan di Mapolsek Buluspesantren untuk dimintai keterangan.
Adapun untuk keperluan penyidikan, polisi bersama warga melakukan pembongkaran makam korban di pemakaman Desa Bocor. Pembongkaran makam pukul 18.00-19.00 itu dipimpin oleh Kasat Reskrim Polres Kebumen Iptu Willy Budianto. Setelah itu jenazah korban dibawa ke Rumah Sakit Margono Purwokerto untuk dilakukan autopsi.
Informasi yang dihimpun, korban meninggal dunia Selasa (23/11) sekira pukul 13.30. Oleh tersangka korban disebutkan meninggal akibat terjatuh beberapa hari lalu. Atas kematian anaknya, bapak korban Kuswanto (28) mengaku tidak mempermasalahkan hingga jenazah langsung dimakamkan.
“Namun dari informasi yang berkembang di masyarakat desa, kami kemudian melakukan penyelidikan. Setelah meminta keterangan sejumlah saksi kami bertekad untuk mengungkap penyebab kematian korban,” ujar Kapolres Kebumen AKBP Faizal melalui Kapolsek Buluspesantren AKP Surono, semalam.
Sementara itu, tersangka akhirnya mengaku tega menganiaya anak tirinya disebabkan rasa iri lantaran Kuswanto yang lebih menyayangi korban ketimbang anak yang dibawanya. Karena jengkel, saat suaminya bekerja bocah itu dia pukul di bagian matanya hingga terjatuh dan kepala bagian belakangnya membentur tembok.
Tak cukup itu, kemudian bocah itu dibangunkan lagi lalu ditendang perutnya hingga terjatuh. Setelah anaknya pingsan, tersangka kemudian memandikan korban dan menidurkan di tempat tidur seolah-olah bocah itu sedang sakit.
Ketua RT 05 RW 03 Wisman Irianto mengakui warga sempat mencurigai adanya kejanggalan atas kematian korban. Apalagi, sebelum kejadian warga sering mendengar keanehan di rumah yang dihuni oleh pasangan tidak resmi tersebut. “Kadang ada suara anak menangis keras, tapi tiba-tiba langsung terdiam,” ujarnya.
(Supriyanto / CN26 / Suaramerdeka)
_________________________________________________________________________________________
=============================================================
Balita malang itu diketahui bernama Wakhidatul Akma (3), sedangkan ibu tiri yang menjadi tersangka penganiayaan itu bernama Ningsih (24). Hingga semalam, warga asli Desa Pekunden, Kecamatan Kutowinangun, Kebumen diamankan di Mapolsek Buluspesantren untuk dimintai keterangan.
Adapun untuk keperluan penyidikan, polisi bersama warga melakukan pembongkaran makam korban di pemakaman Desa Bocor. Pembongkaran makam pukul 18.00-19.00 itu dipimpin oleh Kasat Reskrim Polres Kebumen Iptu Willy Budianto. Setelah itu jenazah korban dibawa ke Rumah Sakit Margono Purwokerto untuk dilakukan autopsi.
Informasi yang dihimpun, korban meninggal dunia Selasa (23/11) sekira pukul 13.30. Oleh tersangka korban disebutkan meninggal akibat terjatuh beberapa hari lalu. Atas kematian anaknya, bapak korban Kuswanto (28) mengaku tidak mempermasalahkan hingga jenazah langsung dimakamkan.
“Namun dari informasi yang berkembang di masyarakat desa, kami kemudian melakukan penyelidikan. Setelah meminta keterangan sejumlah saksi kami bertekad untuk mengungkap penyebab kematian korban,” ujar Kapolres Kebumen AKBP Faizal melalui Kapolsek Buluspesantren AKP Surono, semalam.
Sementara itu, tersangka akhirnya mengaku tega menganiaya anak tirinya disebabkan rasa iri lantaran Kuswanto yang lebih menyayangi korban ketimbang anak yang dibawanya. Karena jengkel, saat suaminya bekerja bocah itu dia pukul di bagian matanya hingga terjatuh dan kepala bagian belakangnya membentur tembok.
Tak cukup itu, kemudian bocah itu dibangunkan lagi lalu ditendang perutnya hingga terjatuh. Setelah anaknya pingsan, tersangka kemudian memandikan korban dan menidurkan di tempat tidur seolah-olah bocah itu sedang sakit.
Ketua RT 05 RW 03 Wisman Irianto mengakui warga sempat mencurigai adanya kejanggalan atas kematian korban. Apalagi, sebelum kejadian warga sering mendengar keanehan di rumah yang dihuni oleh pasangan tidak resmi tersebut. “Kadang ada suara anak menangis keras, tapi tiba-tiba langsung terdiam,” ujarnya.
(Supriyanto / CN26 / Suaramerdeka)
=============================================================
0 Response to "Dianaya Ibu Tiri, Balita Tewas"
Post a Comment