SEMARANGA - Pelaku industri kopi lebih menyukai produksi lokal dibandingkan impor karena kualitas dan cita rasa kopi yang tidak kalah tinggi.
"Apalagi kopi lokal sudah sangat mendunia, salah satunya terlihat dari ekspor yang sudah dilakukan ke sejumlah negara salah satunya ke Amerika Serikat," kata Pemilik The Blue Lotus Coffee House Hardjono Tjandra di Semarang, Senin.
Menurutnya, pelaku industri kopi harus memanfaatkan potensi Jawa Tengah yang memiliki sejumlah sentra produksi kopi. Hardjono sendiri merupakan salah satu pengusaha kopi olahan yang lebih suka memanfaatkan kekayaan daerah.
"Saya memang lebih suka menggunakan kopi dari Jawa Tengah karena banyak perkebunan di daerah ini yang menghasilkan kopi dengan kualitas baik," katanya.
Alasan lain dirinya lebih suka menggunakan kopi produksi perkebunan Jawa Tengah adalah kopi bisa diolah dalam keadaan segar sehingga cita rasa yang dihasilkan akan semakin baik.
"Kalau didatangkan dari daerah lain dengan jarak pengiriman yang cukup jauh bisa merusak kualitas kopi, apalagi jika sudah terkena hujan," katanya.
Selain itu, stok kopi di Jateng selalu berlimpah dalam cuaca apapun. Sebelumnya, Wakil Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Semarang Moelyono Soesilo mengatakan produksi kopi di Jawa Tengah lebih unggul dibandingkan dengan daerah lain yang mengalami penurunan kuantitas maupun kualitas karena cuaca buruk.
Hingga saat ini, katanya, produksi kopi di Jawa Tengah masih didominasi oleh jenis robusta yang mencapai 70 persen, sedangkan sisanya kopi arabika.
Menurutnya, untuk tahun ini Jawa Tengah berhasil memroduksi kopi antara 20 ribu-22 ribu ton, salah satu kopi yang diunggulkan berasal dari Temanggung karena memiliki ciri khas bagus untuk bahan espreso, selain itu rasa dan aromanya sangat kuat. (antara)
_________________________________________________________________________________________
"Apalagi kopi lokal sudah sangat mendunia, salah satunya terlihat dari ekspor yang sudah dilakukan ke sejumlah negara salah satunya ke Amerika Serikat," kata Pemilik The Blue Lotus Coffee House Hardjono Tjandra di Semarang, Senin.
Menurutnya, pelaku industri kopi harus memanfaatkan potensi Jawa Tengah yang memiliki sejumlah sentra produksi kopi. Hardjono sendiri merupakan salah satu pengusaha kopi olahan yang lebih suka memanfaatkan kekayaan daerah.
"Saya memang lebih suka menggunakan kopi dari Jawa Tengah karena banyak perkebunan di daerah ini yang menghasilkan kopi dengan kualitas baik," katanya.
Alasan lain dirinya lebih suka menggunakan kopi produksi perkebunan Jawa Tengah adalah kopi bisa diolah dalam keadaan segar sehingga cita rasa yang dihasilkan akan semakin baik.
"Kalau didatangkan dari daerah lain dengan jarak pengiriman yang cukup jauh bisa merusak kualitas kopi, apalagi jika sudah terkena hujan," katanya.
Selain itu, stok kopi di Jateng selalu berlimpah dalam cuaca apapun. Sebelumnya, Wakil Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Semarang Moelyono Soesilo mengatakan produksi kopi di Jawa Tengah lebih unggul dibandingkan dengan daerah lain yang mengalami penurunan kuantitas maupun kualitas karena cuaca buruk.
Hingga saat ini, katanya, produksi kopi di Jawa Tengah masih didominasi oleh jenis robusta yang mencapai 70 persen, sedangkan sisanya kopi arabika.
Menurutnya, untuk tahun ini Jawa Tengah berhasil memroduksi kopi antara 20 ribu-22 ribu ton, salah satu kopi yang diunggulkan berasal dari Temanggung karena memiliki ciri khas bagus untuk bahan espreso, selain itu rasa dan aromanya sangat kuat. (antara)
0 Response to "Kopi Lokal Lebih Disukai Pelaku Produksi"
Post a Comment