![]() |
Pendakian Semeru. ©2013 Merdeka.com/imam buhori |
Seperti yang terjadi baru-baru ini, satu regu tentara Papua Nugini datang ke wilayah RI tepatnya di kampung Jaknyu, Kampung Rawa Bening, Distrik Sota, Marauke. Mereka juga datang tanpa izin kepada pemerintah atau keamanan setempat.
"Tanggal 7 Agustus lalu tentara PNG sebanyak satu regu mendatangi kampung Jaknyu, Kampung Rawa Bening, Distrik Sota, Kabupaten Merauke, tanpa pemberitahuan kepada pemerintah maupun aparat keamanan," kata Dandrem Merauke Brigjen TNI Supartodi.
Kedatangan tentara PNG itu membawa aneka bantuan bahan makanan kepada 11 kepala keluarga (kk) yang bermukim di kawasan itu.
Brigjen TNI Supartodi mengakui, bahan makanan yang dibawa dari PNG itu kemudian diserahkan ke warga yang mendiami kampung Jaknyu. Padahal jarak kampung Jaknyu sendiri 1.200 meter dari garis batas RI-PNG.
"Sebelum insiden tersebut terjadi, kami sudah pernah mengkoordinasi masalah tersebut dengan Bupati Merauke dan berencana memindahkan mereka ke kampung terdekat namun ke 11 kk menolak," jelas Supartodi.
Menurutnya, keengganan warga kampung Jaknyu itu ternyata disebabkan selama ini menerima bantuan dari Pemda Merauke, (RI) dan PNG.
Dia menambahkan, bulan Juli lalu ke 11 kk dengan 68 jiwa sudah didata dan diberi surat keterangan penduduk. Untuk mencapai kampung itu dibutuhkan waktu enam jam lewat darat atau tiga jam dengan menggunakan perahu motor dari Rawa Biru, Distrik Sota, Kabupaten Merauke.
Meskipun mereka datang untuk memberikan bantuan kepada warga Indonesia, akan tetapi para tentara tersebut tetap menyalahi aturan karena datang tanpa izin. Selain itu, hal yang membuat marah ialah ketika pada 7 Agustus mereka menurunkan bendera merah putih di kawasan Merauke.
Para tentara itu beranggapan bahwa wilayah tersebut netral sehingga bendera yang dikibarkan harus bendera dari dua negara.
"Wilayah itu merupakan wilayah RI sehingga tindakan yang dilakukan tentara PNG sangat tidak beralasan," kata Kasdam Cenderawasih yang juga didampingi Kapendam XVII Cenderawasih Letkol Inf Teguh Pudji Rahardjo.
Setelah insiden penurunan Bendera Merah Putih, pihak TNI langsung mendirikan pos yang dijaga anggota yang tergabung dalam pasukan pengamanan perbatasan. Pihak TNI tak ingin sampai terjadi hal lain yang dilakukan tentara PNG di wilayah RI mendekati hari kemerdekaan ini.
"Pendirian pos di kampung Yakyu dilakukan setelah terjadinya kasus tersebut (penurunan bendera merah putih)," kata Dandrem 174 Merauke Brigjen TNI Supartodi.
Baca Juga:
- Lukai Hati Rakyat & Bakar Bendera Palu Arit Atas Penolakan Permintaan Maaf Jokowi Ke PKI
- Sindir Pemerintah Penipu Rakyat, Doa KH Khoirul Muna "Getarkan" Gedung MPR
- ISAC: Densus 88 Beraninya Sama Umat Islam, Tapi Takut Dengan Teroris GIDI
- Titiek Soeharto Beberkan Ada Menteri Jokowi Terima Beasiswa Supersemar. Siapakah Dia?
0 Response to "Cerita Tentara Papua Nugini Tentang Turunnya Bendera Merah Putih di Merauke"
Post a Comment