![]() |
Presiden Joko Widodo (kiri) diikuti Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj (kanan) dan Pengurus PBNU Mustofa Bisri (kedua kanan) menuruni mimbar usai membuka Muktamar Nahdlatul Ulama ke-33 di Jombang, Jawa Timur, Sabtu (1/8). |
Pengalaman salah kostumnya itu dibagikan Jokowi pada peserta kongres Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (7/8).
Sebelum menghadiri Muktamar, Jokowi mengaku ada seseorang yang menyarankan agar dia mengenakan sarung saat hadir membuka acara itu. Penggunaan sarung sebagai bentuk penghormatan pada para kiai dan santri NU.
"Saya siapkan sarung. Saat keluar dari mobil saya kaget, ternyata sesepuh kiai di sana malah pakai jas dan dasi," kata Presiden yang disambut tawa peserta kongres.
Saat itu, Jokowi mendapat jawaban bahwa para kiai ingin menghormati presiden dengan mengenakan pakaian formal, jas dan dasi. Namun, ia sendiri justru datang dengan mengenakan sarung untuk menghormati lingkungan santri.
"Jadinya enggak sambung," kata Jokowi sambil tertawa.
Pembukaan Muktamar NU digelar di alun-alun Jombang pada Sabtu (1/6). Saat itu, Jokowi hadir dengan mengenakan atasan jas hitam dan sarung berwarna merah serta peci hitam.
Jokowi mengaku, sarung yang dibelikan istrinya itu sempat dipuji oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri lantaran warnanya merah. Maklum, warna merah identik dengan PDIP, partai tempat Jokowi bernaung.
Terkait : #Nasional
Baca Juga :
- Pak Presiden Jokowi Adalah Cerminan Indonesia Saat Ini
- Rakyat Butuh Keadilan, Bukan RUU "Penghinaan Presiden"
- Cerita di Balik Miringnya Peci Soekarno
- Jokowi : Masalah Dicemooh,Dicaci, Diejek Sudah Makanan Saya Sehari-hari
(sumber)
0 Response to "Kisah Jokowi di Muktamar NU Yang Salah Kostum"
Post a Comment