
LihatDulu.info - Baru sepekan menjabat Menteri Koordinator Kemaritiman, Rizal Ramli, sudah menuai kontroversi. Pernyataan pedasnya membikin Wakil Presiden Jusuf Kalla gerah bukan kepalang. Dimulai dari pernyataan Rizal yang menilai proyek listrik 35 ribu megawatt tak realistis hingga menantang JK untuk diskusi terbuka di depan publik.
JK mengatakan ia sudah menegur Ramli dengan menggunakan posisinya sebagai wakil presiden. Menurut JK, setelah ditegur, Rizal diyakini tidak bakal kembali mengeluarkan pernyataan yang menyudutkan pimpinan negara. "Artinya, menteri itu harus disiplin. Seharusnya menteri itu punya etika," ujar JK di kantornya, Rabu, 19 Agustus 2015.
Tempo berkesempatan mewawancarai Rizal Ramli di kantor Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi di Jakarta Pusat, Rabu malam, 19 Agustus 2015. Berikut sebagian cuplikan wawancara dengan Tempo. Selengkapnya bisa disimak di Majalah Tempo Edisi Senin, 24 Agustus 2015.
TEMPO: Anda sudah seminggu menjadi Menteri Koordinator Kemaritiman, apa saja yang mulai dibenahi di sektor yang kini menjadi tanggung jawab Menko Kemaritiman?
RIZAL: Awal-awal ini saya membenahi dulu sektor pariwisata. Kenapa pariwisata? Sektor ini yang paling mudah menghasilkan dan menyerap tenaga kerja. Ekonomi masyarakat bisa tumbuh karena banyak orang bisa mendapat penghasilan. Itu jadi nilai tambah. Dari situ baru kita masuk ke perhubungan dan kelautan.
T: Apakah Presiden sudah mempertimbangkan bahwa selama ini seorang Rizal Ramli kerap mengkritik pemerintahan Jokowi? Jangan-jangan ini justru yang menjadi nilai tambah Anda di mata Jokowi?
R: Pak Jokowi senang dengan orang yang memiliki jiwa petarung. Pak Syafii Maarif itu kan petarung. Kami dinilai Pak Jokowi sebagai tipe petarung. Saya tidak takut dengan siapa pun. Saya hanya takut dengan Tuhan. Saya hanya menjalankan tugas memperbaiki negara ini.
T: Kenapa Anda memilih mengkritik di luar, juru bicara Wapres JK bilang sebaiknya disampaikan dalam rapat kabinet saja. Mungkin Anda sebenarnya punya tujuan melakukan kritik terbuka seperti ini?
R: Saya belum pernah ikut sidang kabinet. Boleh dong ngomong bebas buat bikin perubahan lebih baik. Kalau enggak begitu kita akan ada di zona nyaman terus. Apa-apa dibilang sudah bagus. Padahal kita perlu shock therapy. Ini namanya jurus Rajawali Ngepret.... Ha...ha...ha...ha....
T: Berarti setelah ini Anda akan lebih mengerem?
R: Enggak, enggak ada urusan ngerem. Cuma bedanya kalau di luar saya kritis. Tapi kalau di dalam, saya kritis untuk mengubah. Saya waktu di Bulog dan BNI enggak pernah diam. Tapi saya melakukan transformasi.
T: Jokowi menegur Anda terkait silang pendapat dengan Wapres JK?
R: Kalau Presiden sih senang sama saya. Karena karakter kami nyaris sama. Sama-sama punya pikiran out of the box (berpikir tanpa bebas tanpa terikat pola tertentu).
Baca Juga:
0 Response to "Rizal Ramli Blak-blakan Soal JK dan Jokowi: Saya Tidak Takut Dengan Siapa Pun"
Post a Comment