Sidang kasus penganiayaan dan pembunahn Engeline menyibak sejumlah fakta dan temuan baru. Seperti sidang yang berlangsung Senin (4/12) lalu, saat Rohana bersaksi untuk terdakwa Margriet Christina Megawe.
Sahabat dekat terdakwa ini mengaku sempat disuruh Margriet mengambilkan berlian di kamar rumah, Jalan Sedap Malam, dua hari setelah jasad Engeline ditemukan, Rabu (10/6/2015).
"Saat itu saya ditelepon Margriet, kalau Engeline sudah ditemukan. Terus saya disuruh mengambil berlian di kamarnya. Saya tidak berani, saya takut nanti ada hilang dan saat itu juga ramai polisi," aku Rohana.
Bahkan lanjutnya, tak hanya berlian, Margriet juga meminta tolong kepada Rohana untuk mengambilkan sertifikat. Katanya, bahwa berlian dan sertifikat ditaruh di dalam kamar Margriet di samping almari.
"Tanggal 12 Juni 2015 Margriet telepon saya. Saya ditelepon pagi hari sekitar pukul 06.00 WITA," kata Rohana.
Meski sahabat dekat, namun Rohana mengaku baru kali ini Margriet bercerita jika dia memiliki berlian dan sertifikat. Namun, Rohana menolak membantu Margriet.
"Saya tidak berani ambil, saya bilang tidak bisa karena lagi di pasar. Dia kasih tahu saya letaknya, di bawah tumpukan samping lemari. Saya terkejut. Selama ini dia tidak pernah cerita," cerita Rohana.
Sementara itu saat sidang hari Selasa (12/1) lalu dengan terdakwa Agustay Hamda May, penasehat hukum Hotman Paris Hutapea mencecar Margriet dengan berbagai pertanyaan. Akibatnya, Margriet dan Hotman sempat terlibat adu argumen dan saling bentak dalam sidang digelar di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali. Saat itu, Hotman bertanya soal vibrator ditemukan polisi di kamar Margriet.
"Saya hanya meminta jawaban Anda itu benar apa tidak," tanya Hotman.
Margriet hanya menjawab pertanyaan itu tidak hubungannya dengan dia. Namun, lagi-lagi Hotman bertanya soal pemilik alat itu.
"Saya hanya minta jawab itu punya kamu? Ya atau tidak," ujar Hotman.
Margriet lantas menjawabnya dengan emosi, "Iya! Mau apa?! Kamu membentak saya, maka saya akan jawab dengan membentak!" kata Margriet.
Melihat perdebatan itu, majelis hakim hanya diam menyaksikan. Saat diminta memperagakan bagaimana Margriet menyodorkan parang kepada Agus, Margriet menyatakan kalau dia membawa parang lantaran Agus saat itu membentaknya dan menantangnya.
"Saat itu Agus memarahi anjingnya, kemudian saya tanya baik-baik ada apa Gus? Tetapi Agus membentak saya, dan saya jawab bahwa 'Kamu tidak berhak bentak saya karena saya kasih gaji kamu'. Saat itu saya betul-betul marah dan siap bawa parang dan saya bilang tidak takut mati," ujar Margriet.
Hingga saat ini persidangan kasus Engeline masih menjadi agenda di PN Denpasar. Kemarin, agenda persidangan meninjau TKP. Di sana, Agus memperagakan saat Margriet diduga membunuh Engeline.
Sahabat dekat terdakwa ini mengaku sempat disuruh Margriet mengambilkan berlian di kamar rumah, Jalan Sedap Malam, dua hari setelah jasad Engeline ditemukan, Rabu (10/6/2015).
"Saat itu saya ditelepon Margriet, kalau Engeline sudah ditemukan. Terus saya disuruh mengambil berlian di kamarnya. Saya tidak berani, saya takut nanti ada hilang dan saat itu juga ramai polisi," aku Rohana.
Bahkan lanjutnya, tak hanya berlian, Margriet juga meminta tolong kepada Rohana untuk mengambilkan sertifikat. Katanya, bahwa berlian dan sertifikat ditaruh di dalam kamar Margriet di samping almari.
"Tanggal 12 Juni 2015 Margriet telepon saya. Saya ditelepon pagi hari sekitar pukul 06.00 WITA," kata Rohana.
Meski sahabat dekat, namun Rohana mengaku baru kali ini Margriet bercerita jika dia memiliki berlian dan sertifikat. Namun, Rohana menolak membantu Margriet.
"Saya tidak berani ambil, saya bilang tidak bisa karena lagi di pasar. Dia kasih tahu saya letaknya, di bawah tumpukan samping lemari. Saya terkejut. Selama ini dia tidak pernah cerita," cerita Rohana.
Sementara itu saat sidang hari Selasa (12/1) lalu dengan terdakwa Agustay Hamda May, penasehat hukum Hotman Paris Hutapea mencecar Margriet dengan berbagai pertanyaan. Akibatnya, Margriet dan Hotman sempat terlibat adu argumen dan saling bentak dalam sidang digelar di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali. Saat itu, Hotman bertanya soal vibrator ditemukan polisi di kamar Margriet.
"Saya hanya meminta jawaban Anda itu benar apa tidak," tanya Hotman.
Margriet hanya menjawab pertanyaan itu tidak hubungannya dengan dia. Namun, lagi-lagi Hotman bertanya soal pemilik alat itu.
"Saya hanya minta jawab itu punya kamu? Ya atau tidak," ujar Hotman.
Margriet lantas menjawabnya dengan emosi, "Iya! Mau apa?! Kamu membentak saya, maka saya akan jawab dengan membentak!" kata Margriet.
Melihat perdebatan itu, majelis hakim hanya diam menyaksikan. Saat diminta memperagakan bagaimana Margriet menyodorkan parang kepada Agus, Margriet menyatakan kalau dia membawa parang lantaran Agus saat itu membentaknya dan menantangnya.
"Saat itu Agus memarahi anjingnya, kemudian saya tanya baik-baik ada apa Gus? Tetapi Agus membentak saya, dan saya jawab bahwa 'Kamu tidak berhak bentak saya karena saya kasih gaji kamu'. Saat itu saya betul-betul marah dan siap bawa parang dan saya bilang tidak takut mati," ujar Margriet.
Hingga saat ini persidangan kasus Engeline masih menjadi agenda di PN Denpasar. Kemarin, agenda persidangan meninjau TKP. Di sana, Agus memperagakan saat Margriet diduga membunuh Engeline.
0 Response to "Rahasia di Kamar Margriet, Dari Berlian, Sertifikat Hingga Vibrator"
Post a Comment