Kejadian malang dialami oleh seorang siswa di SMK Negeri 1 Pekanbaru, Riau. Ia dikeluarkan dari sekolah lantaran menunggak membayar seragam dan uang komite sekolah.
Kejadian ini membuat pihak keluarganya menangis, mereka termasuk keluarga miskin. Meskipun mereka memohon, namun pihak sekolah tetap mengeluarkan sang siswa yang bernama Molly Prasasti itu.
"Istri saya sudah memohon sampai berlinang air mata agar anak saya tak dikeluarkan dari sekolah. Kami tidak punya uang jika anak kami dipindahkan ke sekolah lain, dua bulan lagi anak kami akan ujian," ujar orang tua Molly, Sukardi didampingi istrinya, Susi Susanti, seperti dilansir merdeka, Senin (15/2/2016).
Sukardi mengatakan, mereka benar-benar miskin sehingga ia belum bisa melunasi utang seragam dari sekolah. Karena sering ditekan guru lantaran masih menunggak, Molly pun nekat bolos selama tiga hari. Hal ini dijadikan alasan oleh para guru untuk memecatnya.
"Anak saya ini tidak masuk sekolah karena banyak tekanan dari guru-guru. Psikologis anak saya terganggu, salah seorang temannya mengajaknya untuk tidak sekolah. Jadi anak saya ini korban yang terseret arus temannya," ujarnya.
Susi menambahkan penjelasan suaminya. Suaminya hanya bekerja sebagai tukang becak odong-odong, sementara ia hanya tukang cuci. Penghasilan mereka tak cukup untuk membayar tunggakan pakaian seragam sebesar Rp 1,3 juta dan uang komite sebesar Rp 1,8 juta.
"Yang membuat sedih, Wakil Kepala SMK Negeri 1 Pekanbaru Bagian Kesiswaan, Pak Efri Joni mengatakan, itu sudah takdir kami," ujarnya sedih.
Kejadian ini membuat pihak keluarganya menangis, mereka termasuk keluarga miskin. Meskipun mereka memohon, namun pihak sekolah tetap mengeluarkan sang siswa yang bernama Molly Prasasti itu.
"Istri saya sudah memohon sampai berlinang air mata agar anak saya tak dikeluarkan dari sekolah. Kami tidak punya uang jika anak kami dipindahkan ke sekolah lain, dua bulan lagi anak kami akan ujian," ujar orang tua Molly, Sukardi didampingi istrinya, Susi Susanti, seperti dilansir merdeka, Senin (15/2/2016).
Sukardi mengatakan, mereka benar-benar miskin sehingga ia belum bisa melunasi utang seragam dari sekolah. Karena sering ditekan guru lantaran masih menunggak, Molly pun nekat bolos selama tiga hari. Hal ini dijadikan alasan oleh para guru untuk memecatnya.
"Anak saya ini tidak masuk sekolah karena banyak tekanan dari guru-guru. Psikologis anak saya terganggu, salah seorang temannya mengajaknya untuk tidak sekolah. Jadi anak saya ini korban yang terseret arus temannya," ujarnya.
Susi menambahkan penjelasan suaminya. Suaminya hanya bekerja sebagai tukang becak odong-odong, sementara ia hanya tukang cuci. Penghasilan mereka tak cukup untuk membayar tunggakan pakaian seragam sebesar Rp 1,3 juta dan uang komite sebesar Rp 1,8 juta.
"Yang membuat sedih, Wakil Kepala SMK Negeri 1 Pekanbaru Bagian Kesiswaan, Pak Efri Joni mengatakan, itu sudah takdir kami," ujarnya sedih.
0 Response to "Nunggak Uang Seragam, Siswa SMK Dikeluarkan, Kepala Sekolahnya Bilang Itu Takdir Mereka"
Post a Comment