Gigolo merupakan suatu aktivvitas yang dilakukan seseorang untuk menjajakan dirinya secara keliling. Biasanya mereka berkeliling menggunakan truk bak L-300 atau seukurannya.
Bisnis gigolo ini melibatkan seorang mucikari (umumnya laki-laki) sebagai manajer. Dia akan keliling dari kampung ke kampung menawarkan jasa bila ada yang membutuhkan.
Dan kali ini ada dua desa Gigiolo tepatnya di Jawa yang bikin heboh dunia maya. Mau tahu ceritanya seperti apa ? Yuk, intip sama sama !
Sebut saja Desa Bakulan dan Desa Cabean di lereng gunung Merbabu dan Merapi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah belakangan ini semakin populer di telinga para netizen. Bisnis Gigilo dilakukan dengan cara melakukan transaksi yang diukur dari satu kali ejakulasi.
Julukan Gigolo untuk Desa Bakulan ini diambil karena banyaknya remaja pria yang usianya di bawah 20 tahun telah menjajakan dirinya sebagai pekerja seks komersial atau gigolo. Namun demikian, warga di kedua desa tersebut ternyata tidak tahu-menahu soal pemberitaan yang beredar.
Kegegeran tersebut berawal dari pengakuan salah satu warga Desa Bakulan, Sumardi menanyakan apa yang dimaksud dengan Gigolo.
"Gigolo niku nopo to mas (Gigolo itu apa mas)? Kulo kok mboten nate mireng (saya kok belum pernah dengar)?" Setelah mendapat penjelasan ia kemudian mengatakan, “Wah mboten enten mas, mriki mboten enten pemuda sing nakal kok, (wah tidak ada mas, di sini tidak ada pemuda yang nakal).”
Menurut sejumlah keterangan pihak kepolisian jika dia menceritakan bahwasanya memang ada bisnis seperti gigilo, tetapi dia belum paham apa yang dinamakan gigolo.
“Memang dulu ada mas, anak-anak muda di sini yang putus sekolah, terus gak mau kerja yang berat. Tiap hari ke kafe di Bandungan, Semarang sana. Dandannya perlente, pulang-pulang bawa uang, pamer. Iki lho golek duit gampang, tinggal neng kafe, dolan karo tante-tante, pulang bawa uang banyak. Dulu itu mungkin cari kerjaan susah mas. Sehingga banyak yang aneh-aneh. Tapi sekarang banyak pabrik, banyak proyek di luar, jadi masyarakat sini khususnya pemuda, semua berkarya.” ungkap seorang pria yang tidak disebutkan namanya.
Namun sejak tahun 2012 para pemuda di Desa tersebut sudah mempunyai pekerjaan tetap dan hingga kini tidak ada lagi yang namanya gigolo di dua desa tersebut.
Kanit Sabhara Polsek cepogo Boyolali, Aiptu Budi Sri Widodo membenarkan, jika dulu ada beberapa pemuda pengangguran di kedua desa yang berprofesi demikian.
“Dulu mas, tahun 2010 atau 2012, ada tapi enggak banyak.” “Tapi bukan di sini, mereka memang suka nongkrong di kafe, di Bandungan sana. Enggak ada yang dilakukan di sini,” lanjutnya. Sementara ia juga mengatakan jika sebagian para pemuda telah terlanjur hidup mewah, sehingga ketika dalam kondisi tak punya uang, mereka rela menjual diri untuk mendapatkan uang dengan mudah.Sementara ini belum ada komunitas gigolo di sini. Mereka kalau masih ada, juga jalan sendiri-sendiri. Tapi kami akan mendatanya lagi,” ungkap Aiptu Budi Sri Widodo seperti yang dilansir dari viva.co.id (20/10).
Bisnis gigolo ini melibatkan seorang mucikari (umumnya laki-laki) sebagai manajer. Dia akan keliling dari kampung ke kampung menawarkan jasa bila ada yang membutuhkan.
Dan kali ini ada dua desa Gigiolo tepatnya di Jawa yang bikin heboh dunia maya. Mau tahu ceritanya seperti apa ? Yuk, intip sama sama !
Sebut saja Desa Bakulan dan Desa Cabean di lereng gunung Merbabu dan Merapi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah belakangan ini semakin populer di telinga para netizen. Bisnis Gigilo dilakukan dengan cara melakukan transaksi yang diukur dari satu kali ejakulasi.
Julukan Gigolo untuk Desa Bakulan ini diambil karena banyaknya remaja pria yang usianya di bawah 20 tahun telah menjajakan dirinya sebagai pekerja seks komersial atau gigolo. Namun demikian, warga di kedua desa tersebut ternyata tidak tahu-menahu soal pemberitaan yang beredar.
Kegegeran tersebut berawal dari pengakuan salah satu warga Desa Bakulan, Sumardi menanyakan apa yang dimaksud dengan Gigolo.
"Gigolo niku nopo to mas (Gigolo itu apa mas)? Kulo kok mboten nate mireng (saya kok belum pernah dengar)?" Setelah mendapat penjelasan ia kemudian mengatakan, “Wah mboten enten mas, mriki mboten enten pemuda sing nakal kok, (wah tidak ada mas, di sini tidak ada pemuda yang nakal).”
Menurut sejumlah keterangan pihak kepolisian jika dia menceritakan bahwasanya memang ada bisnis seperti gigilo, tetapi dia belum paham apa yang dinamakan gigolo.
“Memang dulu ada mas, anak-anak muda di sini yang putus sekolah, terus gak mau kerja yang berat. Tiap hari ke kafe di Bandungan, Semarang sana. Dandannya perlente, pulang-pulang bawa uang, pamer. Iki lho golek duit gampang, tinggal neng kafe, dolan karo tante-tante, pulang bawa uang banyak. Dulu itu mungkin cari kerjaan susah mas. Sehingga banyak yang aneh-aneh. Tapi sekarang banyak pabrik, banyak proyek di luar, jadi masyarakat sini khususnya pemuda, semua berkarya.” ungkap seorang pria yang tidak disebutkan namanya.
Namun sejak tahun 2012 para pemuda di Desa tersebut sudah mempunyai pekerjaan tetap dan hingga kini tidak ada lagi yang namanya gigolo di dua desa tersebut.
Kanit Sabhara Polsek cepogo Boyolali, Aiptu Budi Sri Widodo membenarkan, jika dulu ada beberapa pemuda pengangguran di kedua desa yang berprofesi demikian.
“Dulu mas, tahun 2010 atau 2012, ada tapi enggak banyak.” “Tapi bukan di sini, mereka memang suka nongkrong di kafe, di Bandungan sana. Enggak ada yang dilakukan di sini,” lanjutnya. Sementara ia juga mengatakan jika sebagian para pemuda telah terlanjur hidup mewah, sehingga ketika dalam kondisi tak punya uang, mereka rela menjual diri untuk mendapatkan uang dengan mudah.Sementara ini belum ada komunitas gigolo di sini. Mereka kalau masih ada, juga jalan sendiri-sendiri. Tapi kami akan mendatanya lagi,” ungkap Aiptu Budi Sri Widodo seperti yang dilansir dari viva.co.id (20/10).
0 Response to "Heboh, 2 Daerah Di Jawa Ini Terkenal Dengan Julukan Desa Gigolo"
Post a Comment