Tanah Bergerak Ancam Puluhan Jiwa

PONCOWARNO (www.beritakebumen.info) - Hujan deras yang menguyur wilayah Kabupaten Kebumen selain menyebabkan banjir juga menyebabkan labilnya tanah disejumlah pemukiman.

Hujan yang terus menguyur, Minggu (30/11) siang hingga malam, membuahkan bencana bagi warga di perbatasan Desa Telomoyo dan Blater, Kecamatan Poncowarno. Pasalnya, hujan deras telah membuat struktur tanah di kedua desa itu menjadi labil. Akibatnya terjadi pergerakan tanah yang menciptakan keretakan tanah.

Tanah bergerak ini mengancam sedikitnya sembilan kepala keluarga, yang terdiri atas puluhan jiwa di Dusun Sempor RT 02 RW 01 Desa Telomoyo, dan Dusun Legok RT 03 RW 04 Desa Blater, Kecamatan Poncowarno. Panjang retakan tanah bergerak di Dusun Sempor, Desa Telomoyo dan Dusun Legok, Desa Blater tersebut telah mencapai sekitar 60 ubin. Bahkan tanah yang anjlok mencapai 20 centimeter. Kondisi wilayah tersebut sudah tidak layak untuk permukiman, tetapi warga kesulitan untuk pindah karena terkendala biaya.

Basiran (40) dan Sri Mulyani (30) suami istri, warga RT 03 RW 04 Desa Blater, menuturkan setiap hujan deras keluarganya selalu was-was. Gerakan tanah cukup terasa sehingga menimbulkan bunyi pergerakan di rumahnya yang berdinding papan. “Tanahnya juga agak goyang-goyang,” kata Sri Mulyani, di rumahnya, Senin (1/12).

Tidak hanya itu, tebing di depan rumahnya yang berada sekitar lima ambles. Jalan desa yang berada persis diatas rumahnya juga ikut bergerser dan retak-retak. Bahkan jalan desa itu sempat tertutup longsoran tanah. Warga setempat dibantu TNI dan Polri membuka akses jalan yang tertimbun longsor menggunakan peralatan seadanya. “Kalau dibiarkan kerusakan semakin parah,” imbuhnya.

Meski khawatir bahaya mengancam setiap saat, namun ia dan warga lainnya nekat bertahan. Pasalnya, mereka tidak memiliki tanah lain untuk pindah.

Kadus 1 Desa Telomoyo, Sumyadi, menyebutkan pemicu terjadinya tanah bergerak itu adalah terus tergerusnya tebing di dekat pemukiman warga itu akibat hujan deras yang terjadi cukup lama menerjang wilayah pegunungan utara. Akibatya setiap datang air besar tebing-tebing tergerus air dan berdampak pada tanah di atasnya yang lambat laun menjadi ambles.

“Ada satu rumah milik Sukiman, warga Desa Telomoyo, yang sudah sangat membahayakan karena berada diatas tebing dan jaraknya dengan tanah yang bergerak itu sudah sangat dekat,” kata Sumyadi, di lokasi kejadian, kemarin.

Ia mengatakan, kondisi tanah di tempat itu memang cukup labil. Untuk itu, ia mengimbau masyarakat di wilayah itu terus waspada terutama pada saat turun hujan. Tidak hanya itu diingatkan bahwa rawan bencana. “Tapi banyak yang tetap nekat karena mereka tidak punya pilihan lain,” ujarnya.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta masyarakat mengantisipasi potensi banjir dan longsor yang makin meningkat saat memasuki puncak musim penghujan. Antisipasi dan kewaspadaan harus disiapkan agar penanganan bencana menjadi lebih baik.

“Untuk tahun 2014, data sementara ada terjadi 1.136 kejadian bencana banjir, longsor dan puting beliung. Dampaknya 355 orang tewas, lebih 1,7 juta jiwa mengungsi dan menderita, lebih dari 25 ribu rumah rusak. Longsor merupakan jenis bencana yang menyebabkan korban tewas paling banyak,” ucap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Diperkirakan banjir dan longsor akan banyak terjadi selama Desember 2014 hingga Februari 2015 dengan puncaknya pada Januari 2015 di wilayah dengan tipe hujan Monsunal seperti Pulau Jawa. Dimana tipe hujan monsunal memiliki puncak hujan pada Januari.

“Banjir dan longsor adalah tipe bencana yang slow on set. Artinya terjadi secara perlahan dapat dideteksi sehingga kesiapsiagaan bisa dilakukan oleh semua pihak,” katanya.

Untuk BNPB sendiri, kata dia, pihaknya telah mendistribusikan logistik dan peralatan ke seluruh BPBD dalam penguatan kapasitas BPBD. Logistik dan peralatan tersebut sebagai “buffer stock” yang dapat digerakkan untuk dukungan penanganan bencana.

Sedangkan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis sebanyak 13 kecamatan di Kabupaten Kebumen berpotensi dilanda banjir tingkat menengah pada bulan Desember ini.

Ketigabelas kecamatan tersebut adalah Kecamatan Puring, Adimulyo, Kuwarasan, Prembun, Kebumen, Alian, Kutowinangun, Poncowarno, Buayan bagian timur, Sruweng bagian selatan, Karanggayam – Karanganyar, dan Rowokele bagian selatan. Sementara curah hujan di Kebumen bulan Desember ini tergolong tinggi yakni 300-400 mm dengan sifat hujan normal.

Diketahui Kebumen dilintasi oleh delapan sungai besar yang rawan meluap jika hujan berintensitas tinggi turun dengan durasi lama. Kedelapan sungai tersebut yakni Sungai Kedungbener, Luk Ulo, Karanganyar, Kethek, Abang, Kemit, Gombong dan Jatinegara.(ori/nun)


_________________________________________________________________________________________
=============================================================

0 Response to "Tanah Bergerak Ancam Puluhan Jiwa"

Post a Comment